International News

Saturday, March 14, 2009

Java Jazz 2009 - Ajang Besar, Tapi Tak Nyaman

Ruwet, kisruh, dan kurang nyaman. Begitu komentar para penikmat musik yang baru pertama kali datang ke ajang Java Jazz Festival 2009. Tempat yang terlalu kecil, namun diisi dengan begitu banyak pertunjukan, boleh jadi menjadi penyebab komentar tersebut muncul.

Ini memang bukan kesalahan dari panitia semata. Maklum, meski memang berharap penonton yang datang banyak, toh memang barangkali tidak pernah disangka membludak seperti sekarang.

Rata-rata perhari dalam ajang yang digelar sejak Jumat (6/3) itu didatangi lebih dari 20.000 orang, naik dari tahun lalu yang dalam tiga hari total penonton kurang dari 50.000 orang.

Akses pintu masuk, baik ke lokasi Jakarta Convention Centre, maupun ke venue konser, utamanya yang besar seperti Plenarry Hall atau Assembly Hall membuat penonton harus rela antre panjang.

Mereka harus berlelah-lelah demi menyaksikan artis pujaan mereka. Ini belum ditambah bagi pengendara mobil yang harus berjuang demi mendapatkan tempat parkir. Banyak yang harus berjalan kaki cukup jauh karena mendapat parkir yang jauh dari lokasi acara. Bahkan, ada yang harus menyambung dengan ojek karena mobil di parkir di gedung di sekitar lokasi, seperti Plaza Senayan, Hotel Century, dan beberapa lokasi lainnya.

Di dalam JCC, pun penonton harus berjuang untuk berjalan antara satu panggung dengan panggung lainnya. Hal ini disadari oleh panitia yang berniat akan memindahkan venue Java Jazz Festival 2010 yang akan diadakan di arena Pekan raya Jakarta, Kemayoran yang memang memiliki venue lebih luas, dengan dukungan arena parkir yang tidak kalah luasnya.

"Yah, kami menyadari memang di sini tempatnya memang tidak memadai lagi. Karenanya, tahun depan kami akan pindah ke Kemayoran. Mudah-mudahan di sana penonton akan lebih nyaman menikmati sajian musik yang kami adakan," ungkap Eki Purwadiredja, dari panitia Java Jazz Festival.

Membludaknya penonton boleh jadi karena memang para penampil dalam ajang festival jazz ini semakin beraneka. Maklum, sajian musik yang digelar memang tak sepenuhnya menyajikan musik jazz standar, yang selama ini dikenal rumit dan hanya dinikmati kalangan terbatas saja.

Ibarat pasar malam, kita memang disuguhi berbagai sajian yang bisa dipilih sesuai dengan selera. Ada jazz standar, ada yang perpaduan dengan musik modern lain yang rada ngepop, ada yang ngepop, ada yang bernuansa etnik, dan lainnya. Ini yang unik dari ajang musik ini.

Dengan predikat festival jazz, sajian musik yang beraneka ragam memang membawa konsekuensi mendapat pertanyaan orang. Kok yang disajikan kebanyakan musik pop, bukan jazz?

"Inilah uniknya festival ini. Lagian namanya kan festival, jadi ya musik jenis apapun bisa tampil di sini," ungkap Peter Gontha, chairman Java Jazz Festival.

Keunikan inilah salah satu kunci kesuksesan event musik berkelas dunia ini. Bisa dibilang, penyelenggaraan festival ini selalu disesaki penonton keseluruhannya. Menurut panitia, tahun silam setidaknya acara yang mengusung 300 musisi dan kelompok musik jazz itu telah mencatat lebih dari 40.000 pengunjung. (inilah.com)

1 comments:

parthinakaczmarek said...

The 8 Best Sportsbooks Online in 2021 - Jeopardy! - JR Hub
We rank the 구미 출장마사지 best 익산 출장마사지 online sportsbooks for 2021. Top Sportsbooks · 춘천 출장마사지 BetMGM. Sportsbook 충주 출장마사지 for NFL betting; 영천 출장샵 PointsBet.com. The best online sportsbook